Apa alasan kita hari ini, ketika kita tidak dapat melakukan sesuatu dengan lebih baik .....?
90 % kegagalan dikarenakan orang seringkali mencari-cari alasan untuk dirinya. Ketika kita tidak dapat melakukan sesuatu dengan baik, maka kita mencari alasan untuk menutupi kekurangan kita, ketika kita melakukan kesalahan, maka kita mencari alasan lagi untuk membenarkan kesalahan kita, ketika kita tidak dapat mencapai tujuan sebagaimana y
ang kita inginkan, maka alasan lagi-lagi menjadi penyelamat diri kita dari rasa besalah. Demikianlah. ... alasan nyaris selalu hadir dalam setiap kelemahan kita.

Mungkin tulisan ini terkesan sepele, tetapi sungguh alasan telah menjadikan kita orang yang tidak sekuat seharusnya, potensi kita tidak tergunakan seoptimal semestinya, dan emosi kita menjadi tidak setegar kemampuannya. Mungkin kita lupa kapan kita mulai membuat alasan untuk diri kita. Tetapi hal ini telah tertanam lama pada karakter kita, mencari sesuatu diluar diri kita untuk ditimpakan kesalahan atas kelemahan kita.
Jika dirunut kembali pada episode-episode hidup kita, mungkin karakter mencari-cari alasan diluar diri kita telah tanpa sengaja ditanamkan kepada kita oleh kedua orang tua kita. Ketika kita jatuh tersandung, maka orang tua kita menyalahkan batu kenapa ada disana, ketika kepala kita terantuk meja, "memang meja nakal" ujar orang tua kita, ketika kita berlari dan terpleset, maka bukan kita yang salah tidak berhati-hati, tetapi karena lantainya yang licin. Padahal kalau benar-benar dicari penyebabnya, maka akan kita temukan bahwa kitalah yang tidak berhati-hati.
Kalau begitu untuk apa ada alasan....? Kita hapus saja kata alasan dari dalam kamus. Oh.. Tunggu dulu....kata alasan tidak bersalah, tetapi isi alasanlah yang terkadang kurang tepat. Alasan seharusnya digunakan untuk mengetahui kelemahan kita, sebuah alasan seharusnya memberikan kita tambahan kesadaran bahwa ternyata kita belum optimal dalam melakukan sesuatu.
Mungkin tepatnya redaksi alasan seperti ini :
"wah...saya terlambat... .,ini karena saya tidak pergi lebih cepat....",
"aduh saya belum berhasil, ini karena saya belum bekerja lebih keras" dsb.
Nah kalau semua orang menjadikan kelemahan dirinya sebagai alasan, mungkin kita akan lebih sadar bahwa kita belum berbuat banyak untuk mendapatkan sebanyak yang kita inginkan, setelah itu.... alasannya jangan dikembangbiakkan, tetapi hapus sebisa mungkin, jadi lain waktu tidak akan ada lagi alasan untuk tidak berhasil.